Sabtu, 16 Maret 2019

SYAIR CINTA ELBANJARY

bukan lah tiada hinanaan dan cacian
bukan lah selalu kenikmatan di jln yg lurus
Ada tawa dan ada pula tangisan
Di dlm kesulitan selalu ada kemudahan
Bak siang dan mlm berganti haluan
jiwa yg tenang ttp mengalir sprti air
jalan yg lurus....
hati yg selamat......
Perahu keabadian.....
Kenikmatan hakiki......
inilah syurga bagi kami......

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika Cinta bertasbih
mk nampaklah ketiadaan sbg keberadaan
Nyatalah sang mentari ke permukaan
Keindahan memberi penerangan
Mewarnai cakrawala kehidupan

Apakah salah bila jiwa q ingin menyendiri.....
Tak perlu aq jlaskan bukan keadaan dlm bathin ini....
Setiap org punya haq ats Dirinya sendiri.....
Tak perlu q jelaskan bukan...
Bgmna hal yg sedang terjadi pd haq Diri.....
Pernh kah kita mengetahui bgmana dan kapan hujan di turunkan....
Pernahkah kita minta tk jd khalifah dimuka bumi...
Semua terjadi bkn di jadikan
Bertanya lah pada Terang mu.......

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keinginan
Apa sh sbnr keinginan?
Semua org punya keinginan..
Ada yg mengatakan keinginan adlh nafsu..
Dr mana dtg sebuah keinginan....
Kalau keinginan dtg dr hati, perlu kh d pertanyakan...
Kembali sja kpd diri masing2,,
Tnykan pd hati nurani sendiri, sdh benar kh aku?
insan bgaikan cermin, apbla terlht jelek maka sbnrnya kt lh yg jelek...
Apbla tmbul sangka tdk baek, mka bathin kt lh yg msh kotor....


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku
Aku yg sembunyi di balik terang dan gelap
Aku yg sembunyi di balik kemulian dan kehinaan
Aku yg sembunyi di balik kenyataan dan ketiadaan
Tetapi Aku tampak dari yg tampak
Aku terlebih nyata dari yg nyata
Aku terlebih mulia dari yg mulia
karena Aku lah alam semesta

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

#TAK PERNAH LUPA.Air , Api , Angin dan Tanah

Mari diam sejenak di atas hamparan bahtera
setelah selamat dalam pelayaran
gerakan tasbih memutar
merupa burung bersayap terbang
menuju tujuh petala terpancang
gaib dalam mata telanjang
Wahai Air , Api , Angin dan Tanah
mari diam sejenak
AKU tak pernah lupa sekejap
tapi aku sering lupa AKU
Bait cinta puja di lidah basah
dan tetesan jatuh mutiara
berlantun ingat dalam kehambaan
pada liung liung dalam rasa
membawamu miqrat di makamNya
Tiada Illah selain AKU
Maha suci AKU di atas segala kesucian
sesungguhnya aku adalah yang bodoh dan zhalim
Hanya AKU yang di maksud
Hanya Redho AKU yang diharap
semua dalam kehendak AKU
daya dan kekuatan haq AKU
LAHAULAWALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIM

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kala langit telah terbelah
matahari tak lahir di rahimnya
kitab-kitab telah jadi pajangan
syair-syair pun lapuk dalam lembaran
dimakan rayap dan kutu zaman
tiada lagi anak timbangan
dalam pasar yang ramai
bertempat duduk jadi penbeli
bertempat tegak jadi penjual
kebenaran dan kesalahan semata
kebaikan dan keburukan semata
gelap dan terang tak terbedakan
jerat pun sama dengan jerami
semua menipis setipis kulit ari
tiada tempat yang bagus
hanya satu tempat kembali
baliklah ke rasa yang hakiki
karena hanya itu tempat sejati

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Limbaga Adam dan Hawa

Di maqam miqrat Nya aku berdiri
matikan diri sebelum mati
dari dan tempat ku kembali
Rasakan di liung Rasa
merasa Aku
Limbaga Adam dan Hawa
Didalam maqam miqrat
dalam takbir mengarah Kabbah
menuju Arsy
Dalam penglihatan Aku melihat
Dalam perasaan Aku merasa
Di dalam pujian Aku memuji
Di dalam kata Aku berkata
Di dalam gerak Aku bergerak
Aku dekat teramat dekat
lebih dekat dari urat di leher
Rasakan dengan Rasa
selagi masih punya Rasa
lihat dengan mata
selagi mata masih terbuka

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terbelenggu lingkaran

Duhai insan
Lautan segala anasir
Bangunlah engkau dari tidurmu
Lihatlah pesan dari Tuhanmu....
IQRA" Bacalah, cermati dan rasakan
Duhai insan
Belenggu aqal yg menghijabmu
Menutup mata dan telingamu
Hingga engkau terbelenggu dlm lingkaran fikirmu sendiri
Dlm sangka yg tiada berkeputusan
Duhai insan yg kamil
Sempurnakan sujud dlm shalatmu
Hilangkan ujub, akuan takabbur
Hakikat iblis dlm dirimu...
Duhai insan kamil
Kembalilah engkau pd fitrahmu
Kamu tersesat dlm jiwamu....
KELUARLAH ENGKAU DR LINGKARAN ITU

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MAKAM KALAM

duhai.....air yang mengalir
disela-sela bebatuan hitam berlumut
mengalirlah kau menuju muara
tenggelamlah dalam samudera sabarNya
duhai......angin yang berhembus
di antara awan - awan hitam
singkirkanlah gelap malam
cumbuilah cahaya terang benderangNya
duhai......api yang berkobar
jilatilah pucuk-pucuk gunung salju
cairkan segala dingin membeku
peluklah hangat kasihNya
duhai......tanah tembikar hitam
dalam hening di hamparan padang
mengenal diri kenal padaNya
duhai.......air , angin , api dan tanah
urat , tulang , darah dan daging
kalamNya bermakam disegumpal
tak pernah tidur sesaat saja

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

IZINKAN HAMBA.

Seperti apakah kusanding sikap...?
O, Kekasihku ..sandaran kalbu..
sedang hadast belum lagi suci,
lapaz belum lagi fasih,
hasrat nafsu belum lagi tunduk.
Adakah yang sebanding petemuan kita...?
O, Cintaku ..tumpuan hati..
romantis di kilau lembayung senja,
aura penuh seri purnama,
ataukah sebanding risik angin
membumbung rasa,
menaksir pikir,
melukis angan di bawah ARSYI-MU.
Hatiku lembut menerima FIRMAN-MU
bagai awan putih suci tulisan KALAM-MU,
pikirku terang tersaput TITAH-MU
bagai matahari pijar kilas WAHYU-MU.
YA RABBI...simpulan nyawa
lembutkanlah hatiku dengan FIRMAN-MU,
terangkan pikirku dengan KALAM-MU,
pijarkan mataku dengan TITAH-MU,
penuhi kalbuku dengan WAHYU-MU.
YA RABBI...gantungan jiwa
izinkan hamba menyanding makna,
perkenankan hamba mempersunting SURGA-MU.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Wahai .Insan
Dalam limbaga Adam dan Hawa
Mari masuk
Masuk kebilikMu
KePadang hamparan dunia
Rasakan diliung Rasa
Hiruk pikuk yang menyesakan
Memecah gendang telingga
Meneteskan darah
Wahai , Insan
Dalam limbaga Adam dan Hawa
Mari masuk
Masuk kebilikMu
Kedalam hamparan kawah Candra dimuka
Rasakan diiung rasa
Panas yang mendidih
Menusuk kulit dan daging
Memanggang tulang belung
Wahai , Insan
Dalam limbaga Adam dan Hawa
Mari masuk
Masuk kedalam bilikMu
Kedalam hamparan puncak gunung salju
Rasakan diliung rasa
Dingin yang yang mengigil
Memeras keringat hingga kering
Berganti tetesan darah
Wahai , Insan
Dalam limbaga Adam dan Hawa
Hamparan Padang dunia
Hamparan kawah Candra dimuka
Hamparan puncak gunung salju
Wahai , Insan yang kamil
Semua hamparan itu
Ada dalam ronggaMu
Segumpal daging yang kuat
Segumpal daging yang bijak
Bisa membaca , melihat dan merasa
Peredam hiruk pikuk
Pendingin panasMu
Penghangat dinginMu

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mereka dengan TUHANnya
mereka…
kulihat mereka…
mereka menangis dalam shalatnya…
mereka menangis dalam do’anya…
mereka menangis dalam dzikirnya..
mereka tahu siapa dirinya
ketika mereka tahu siapa Tuhannya
ketika mereka tunduk
menjatuhkan kening mereka
serata lantai dengan telapak kakinya
sujud tubuhnya
sujud hatinya
sujud jiwanya
sujud ke-aku-annya
mereka tahu kerendahannya
mereka tahu kekecilannya
mereka tahu kekerdilannya
mereka tahu kehinaanya
mereka tahu ketiadaan dirinnya
mereka menyebut-nyebut nama Tuhannya
Tuhannya berkata..
Aku yang punya nama
Aku datang.....

Ketika Tuhannya hadir
Dengan kebesaranNya
betapa gembiranya mereka
ni’mat Tuhannya
karunia Tuhannya
rahmat Tuhannya
Syurga Tuhannya
betapa cintanya mereka
ketika mereka tahu
Tuhannya mengasihi mereka
Tuhannya menyayangi mereka
Tuhannya mencintai mereka

Maka
Ni’mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan???

Wahai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan ridha dan diridhai
Maka masuklah dalam golongan hamba-hambaKu
Dan masuklah ke dalam syurgaKu

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TUJUH BELAS.
Tujuh belas kali ,kalimat itu terucap.
Tujuh belas kali , pengakuan itu terlontar.
Dalam Tujuh belas yang pasti.
Tujuh belas kali.
Kami mengarungi samudera kerinduan.
Berbahtera Al FatihahMu , Ya Rabb.
Tujuh belas kali ,kalimat itu teucap.
Tujuh belas kali , pengkuan terlontar.
Dalam Tujuh belas rakaat itu.
Diri menghamba.
Hanya PadaMu kami menyembah.Hanya padaMu kami minta tolong , Ya Rabb.
Tujuh belas kali.
Kami mengarungi samudera kerinduan.
Berbahtera Al FatihahMu, Ya Rabb.
Hanya padaMu , Ya Rabb.
Hanya padaMu , kami menyembah.
Hanya padaMU , kami minta tolong.
Hantarkan kami dalam Miqrat.
Jangan lepaskan tanganMu dalam Shirat.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


KENAPA.
Wahai saudara yang satu
Kita berpegang pada satu tali
Diatas Shirat yang lurus
Dalam satu cahaya
Dalam satu kata
Kita sama punya telingga
Mari kita dengar dengan rasa
Wahai , saudara yang satu ikatan
Dalam satu warna darah
Berdiri ditanah yang sama merah
Kembali ketanah yang basah
Terbujur berbungkus kain berwarna sama
Wahai , saudara yang satu tali
Satu pegangan dalam satu buhul ikatan
Dalam sinar cahaya yang sama
Itu tak akan berubah
Walau Matahari ditempatMu lambat terbit
Walau Matahari ditempatKu semakin terik
Kita satu saudaraKu
Punya rasa yang sama
Entah kalau kita mati rasa
Wahai , saudara
Kenapa kita membangun ngarai
Mendirikan dinding pemisah
Padahal DIA yang mencipta
Dalam satu genggamanNYA

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

( aku tak akan merayu )
biar bumi datang menunduk
membawakan seribu pepohonan
rela melepaskan dedaunan untuk kurutih
menjadi lembaran-lembaran terkembang
tak cukup lembaran itu untuk ditulis
biar lautan datang menunduk
membawakan seribu gelombang
rela melepaskan tetesan untuk kusauk
menjadi tinta dalam bak penampungan
tak akan cukup tinta itu untuk menulis
biar langit datang menunduk
membawakan seribu angin
merelakan diri menari menjadi kalam
tak akan cukup kalam itu untuk dituliskan
biar seribu pulau rela untuk jadi meja
biar seribu candi relakan untuk jadi alas
seribu pulau dan seribu candi
tak mampu menanggung beban
biar pun seribu ksatria plihan
dengan seribu kuda jantan tunggangan
datang dari seribu amuk perang
dan jadi pemenang di seribu pertempuran
menempuh masa seribu tahun perjalanan
tak akan kuat mereka menahan
karena yang kurasakan di rentang jalan
bukan seribu kalimat rayuan
bukan seribu kata pujian
bukan seribu kata laknat dan umpat
bukan pula seribu amuk perang
di seribu pulau yang jadi meja
di seribu candi yang jadi alas
aku tak akan merayu seribu orang
kuingin hanya sepuluh raga berjiwa
yang sudi bertelanjang membuka dada
rela ditikam dan menikamkan rasa
biar panas dan dingin menikamkan
berat dan ringan serta sakit dan senang
itu hanya sebuah ranting dari pohon rasa
akarnya membelit di tujuh petala bumi
tinggi melambai di tujuh petala langit
mari berteriak lantang kepada deru
menyebut segumpal rasa yang sama
rasa rindu damai anak manusia
karena untuk menjunjung rasa
hanya kepala yang berlandasan rasa

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku kau dan anda
Mari kita berkaca pada kebeningan air
Lihat betapa banyak wajah2 kita
Mana,mana wajah kita
Kita tak pasih melihat
Kita tak mengerti mana wajah haq kita
Mari kita berteriak pada deru
angin
Dengar betapa banyak suara2
Mana,mana suara kita
Kita tak pasih menyimak
Kita tak paham mana suara haq kita
Mari kita hantam tanah hitam kering ini
Rasakan dlam air dan angin sakit itu
Mana rasa pada wajah dan suara haq
Kita tak merasa karna tertutup silau api
Lihat kebeningan maha bening
Dengar kehening maha hening
Rasa kerasa maha rasa
Dalam bening maha bening
Dalam hening maha hening
Lepas hijab silau api yg membatas
Kita temukan rasa maha rasa
Haq wajah,haq suara kita
Rasa haq dlam hakiki...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SYAIR CINTA ELBANJARY

bukan lah tiada hinanaan dan cacian bukan lah selalu kenikmatan di jln yg lurus Ada tawa dan ada pula tangisan Di dlm kesulitan sel...